PATI I Tragedi kehilangan siswa praktik kerja lapangan (PKL) di laut kembali membuka mata semua pihak, dalam mengenai pentingnya keselamatan peserta didik di lapangan.
MDS (16), siswa SMKN 4 Tegal, hilang saat menjalani PKL di kapal nelayan KM. Mekar Sari yang berlayar di perairan Kangean, Madura.
Dalam upaya membangun komunikasi yang jujur dan menenangkan keluarga korban, Satpolairud Polresta Pati bergerak cepat.
Mereka mendampingi pemilik kapal dan LPK ke rumah keluarga MDS di Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, pada Minggu, 6 Juli 2025.
“Kehadiran kami adalah wujud bahwa negara tidak tinggal diam. Kami hadir sebagai sahabat dalam duka,” ungkap Kompol Hendrik Irawan, Kasat Polairud Polresta Pati.
Hadir dalam pertemuan IPDA Lis Purnomo, pemilik kapal Edi Santiko, Kepala SMKN 3 Tegal, Drs. Bedjo, M.Pd., serta perwakilan LPK CV. Samurda Rahayu Perkasa.
Turut mendampingi juga Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan unsur lingkungan RT/RW setempat.
MDS dikabarkan terakhir terlihat pukul 11.00 WIB, saat hendak diajak makan siang. Setelah itu, ia tak terlihat lagi.
Kapal saat itu tengah menggeser posisi. Pencarian oleh kru dan rekan korban tidak menemukan hasil, sehingga kasus ini masuk tahap pencarian skala luas melibatkan Basarnas dan aparat lain.
“Pendekatan kami mengedepankan empati dan komunikasi. Kami tidak ingin keluarga bingung dengan informasi yang simpang siur,” lanjut Kasat Polairud Polresta Pati.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Edi Santiko menyerahkan santunan dan barang-barang milik korban.
Sementara pihak LPK menyampaikan komitmen untuk mengawal proses hingga tuntas. Pihak keluarga menyampaikan terima kasih atas transparansi dan pendampingan moral.
“Kami sedang menghadapi masa paling sulit. Tapi kehadiran semua pihak memberi kami semangat,” kata ibu korban sambil menitikkan air mata.
Kompol Hendrik pun menyerukan agar praktik PKL di laut dievaluasi total. “Keselamatan siswa tidak boleh ditawar.
SOP harus diperketat dan pengawasan harus ditingkatkan,” jelas Kasat Polairud Polresta Pati.(@Gus Kliwir)