JAKARTA I Insiden memanas di lapas narkotika muara beliti menjadi titik balik perjuangan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto dalam menegakkan komitmen membenahi lembaga pemasyarakatan.
Kerusuhan yang terjadi Kamis (8/5/2025) justru menjadi alarm penting bahwa langkah razia di dalam lapas adalah keputusan tepat dan harus terus digencarkan.
“Kalau tak ada perlawanan, berarti razia tak menyentuh akar masalah. Justru dari kerusuhan itu kita tahu, ini bentuk resistensi dari jaringan dalam,” ungkap Agus Andrianto saat ditemui mediagroupcyber.com di kantor Kementerian Imipas, Jakarta, Sabtu (10/5/2025).
Menurutnya, selama ini lapas telah menjadi “markas dalam bayangan” bagi jaringan narkoba dan kejahatan daring. Itulah mengapa razia serta pembersihan harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
Dalam operasi teranyar sepanjang Maret 2025, tim Imipas berhasil menyita ribuan barang ilegal: 1.115 ponsel, 2.291 elektronik, dan 2.880 senjata tajam. Temuan ini menunjukkan seberapa parah situasi yang selama ini tertutup rapat dari publik.
Agus Andrianto menekankan bahwa perang terhadap narkoba dan alat komunikasi ilegal tak bisa dilakukan setengah hati.
Ia pun mengingatkan bahwa siapa pun yang melanggar, baik petugas maupun warga binaan, tak akan luput dari sanksi. “Saya tegaskan, tidak ada kompromi,” kata Menteri Imipas
Pembersihan juga menyentuh internal kementerian. Agus Andrianto mengungkapkan, 82 petugas telah dijatuhi sanksi selama enam bulan terakhir
Ini mencakup pemecatan, pembinaan, hingga penahanan oleh badan narkotika nasional provinsi (BNNP). “Reformasi ini sakit, tapi harus dijalani,” lanjut Agus Andrianto
Ia pun memastikan langkah ini bukan sekadar aksi pencitraan. Teknologi deteksi sinyal, pendirian Wartelsuspas
Hingga program rehabilitasi berbasis asesmen medis dan psikologis mulai diterapkan.“Kita ingin lapas jadi tempat harapan, bukan tempat perlawanan,” pungkasnya.(@Gus Kliwir)