JAKARTA I Fenomena tawuran antar pelajar yang melibatkan anak di bawah umur, terus menjadi perhatian serius oleh Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia (RPPAI).
Ketua Umum RPPAI, Agus Kliwir menilai peran sekolah dan pemerintah daerah sangat vital dalam mencegah konflik horizontal di kalangan remaja.
“Sekolah dan keluarga adalah dua benteng utama. Jika keduanya lemah, anak mudah terjerumus ke perilaku negatif,” ujar Agus Kliwir dihadapan wartawan, Selasa (7/10/25).
Ia menyebut, banyak kasus tawuran berawal dari masalah sepele, namun membesar karena minimnya kontrol sosial dan lemahnya pembinaan karakter.
Untuk itu, RPPAI mendorong agar sekolah memperkuat pendidikan moral, literasi digital, dan kegiatan positif yang mengalihkan energi anak ke arah produktif.
Menurutnya, pencegahan jauh lebih efektif daripada penindakan.“Jangan tunggu sampai ada korban baru kita bertindak
Pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan masyarakat harus turun tangan,” lanjut Agus Kliwir.
RPPAI juga mengimbau aparat kepolisian agar mengedepankan pendekatan edukatif, bukan kekerasan.
“Anak–anak ini harus dibina, bukan ditakuti. Hukuman keras hanya akan menambah trauma,” pungkasnya.(red)