JAKARTA I Di tengah derasnya arus digitalisasi media, publik sering dihadapkan pada banjir informasi yang bercampur antara fakta, opini, bahkan hoaks.
Kondisi ini menimbulkan tantangan besar bagi industri pers di Indonesia. Namun, bagi Agus Kliwir, tokoh pers sekaligus Dirut PT. MNS Grub Pers dan CEO PT. Sulthan Media Group Cyber (SMGC) kunci menghadapi era tersebut terletak pada konsistensi etika jurnalistik.
Menurutnya, media bukan sekadar bisnis yang mengejar keuntungan atau rating, melainkan institusi yang memikul tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
“Menjadi pemimpin di dunia media itu bukan sekadar mengelola perusahaan, tapi juga menjaga kepercayaan publik. Etika adalah fondasi yang tidak bisa ditawar,” ujar Agus Kliwir saat ditemui wartawan, Rabu (20/8/25).
Agus Kliwir meyakini, sebuah media akan kehilangan ruh jika hanya mengedepankan sensasi. Jurnalisme sejati, menurutnya adalah menyampaikan informasi yang akurat, berimbang, dan mengedukasi.
Ia menegaskan bahwa prinsip inilah yang menjadi arah kerja media yang ia pimpin. Lebih jauh, Agus Kliwir menilai etika jurnalistik bukan hanya tanggung jawab wartawan di lapangan
Melainkan juga harus menjadi landasan manajemen dalam mengelola perusahaan media. “Jika etika diabaikan, maka akan kehilangan kepercayaan, padahal publik adalah modal terbesar yang kita punya,” lanjutnya.
Dengan prinsip itu, ia terus mendorong PT. MNS Grub Pers dan PT. SMGC agar tetap hadir sebagai media yang sehat, kredibel dan mampu menjadi referensi bagi masyarakat.
Ketekunan Agus Kliwir dalam menegakkan nilai-nilai etika jurnalistik menjadikannya salah satu sosok yang dipandang sebagai panutan di dunia pers.
Tidak hanya oleh rekan sejawat, tetapi juga oleh generasi jurnalis muda yang tengah belajar menjaga marwah profesi wartawan.(red)