PATI I Dahulu, joglo mataraman tumpangsari hanya boleh dimiliki para priyayi atau bangsawan. Namun kini, nilai-nilai egaliter berkembang
Masyarakat biasa pun mulai membangun rumah bergaya Joglo sebagai bentuk kebanggaan terhadap warisan leluhur.
“Dulu Joglo adalah simbol status. Sekarang, ia jadi lambang cinta budaya,” tutur Agus Kliwir kepada mediagroupcyber.com, Minggu (29/6/25)
Joglo bukan hanya warisan, tapi juga ruang hidup yang merekatkan nilai kekeluargaan dan kebangsaan.
Pemerintah daerah pun mendukung tren ini dengan memberi insentif pelestarian budaya dan menyelenggarakan festival rumah adat.
Di sinilah Joglo kembali menemukan makna, bukan sekadar bentuk bangunan tapi juga simbol pemersatu bangsa, tradisi budaya jawa.(red)